Menurut VP Corporate Communication PT Pertamina M. Harun dalam siaran
persnya, proyek ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah
tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010, dalam
mengembangkan infrastruktur gas melalui proyek pembangunan FSRU Jawa Barat.
Alokasi LNG yang diperoleh pada saat ini sebesar 1,5 juta ton per tahun atau
setara dengan 200 MMSCFD dari kontraktor Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Oleh
karena itu, PT Nusantara Regas sedang mengupayakan tambahan pasokan LNG sampai
mencapai kapasitas maksimum.
FSRU atau terminal gas alam cair Jawa Barat merupakan teknologi baru di
dunia dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG, dimana untuk FSRU Jawa Barat ini
merupakan FSRU dengan sistem bongkar muat LNG dari kapal ke kapal (ship to ship) yang pertama kali di Asia
dan merupakan FSRU ke-12 di dunia.
Keunggulan infrastruktur terapung ini jika dibandingkan dengan terminal LNG di
darat adalah biaya pembangunan dan pengoperasian yang lebih murah, waktu
pembangunan yang lebih singkat dan dapat dilakukan mobilisasi dengan mudah
sehingga tepat untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Setelah LNG FSRU Jawa Barat dapat beroperasi penuh, maka diharapkan akan
mengurangi subsidi Pemerintah atas pembelian BBM oleh PLN. Untuk mengalirkan
gas bumi hasil regasifikasi LNG dari FSRU ke Pembangkit Listrik PLN di Muara
Karang akan dibangun jaringan pipa bawah laut sepanjang 15 km dengan ukuran 24
inch.