Sementara harga Minas/SLC
mencapai US$ 110,03 per barel, naik US$ 1,97 per barel dari Desember 2013 yang
mencapai US$ 108,06 per barel.
Penurunan rata-rata
harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga
minyak mentah utama di pasar internasional yang juga mengalami penurunan, yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Berdasarkan laporan
Internatinal Energy Agency (IEA), Centre
for Global Energy Studies (CGES) dan OPEC,
produksi minyak mentah OPEC mengalami
peningkatan 0,3-0,8 juta barel per hari, akibat peningkatan produksi sejumlah
negara OPEC, antara lain Arab Saudi,
Iran dan Uni Emirat Arab.
2. Tingginya produksi
minyak mentah dari kawasan Amerika Utara, khususnya produksi minyak mentah AS
yang telah mencapai 8 juta barel per hari. Tingkat produksi minyak mentah AS
ini merupakan tingkat produksi tertinggi sejak tahun 1988 akibat meningkatnya
produksi shale oil.
3. Kondisi ekonomi
dunia cenderung belum menggembirakan yang diindikasikan oleh melemahnya
kegiatan non manufaktur dan pasar modal di AS, turunnya pertumbuhan ekonomi
China serta masalah pelemahan nilai tukar terhadap Dollar AS yang cukup drastis
di sejumlah negara berkembang, antara lain di Argentina.
4. Energy Information Agency (EIA) melaporkan
peningkatan stok mingguan produk minyak di AS dibandingkan periode yang sama
bulan sebelumnya yakni stok gasoline
meningkat 14,7 juta barel, sementara stok distillate
fuel oil meningkat 2,1 juta barel meskipun AS sedang dilanda musim dingin
ekstrim.
5. Perkembangan aspek
geopolitik yang cukup kondusif sehingga diharapkan akan mengembalikan produksi
minyak mentah sejumlah negara, antara lain kembalinya produksi minyak dari
Libya yang diharapkan menyumbang hingga 0,35 juta barel per hari, berlanjutnya
perundingan serta kesepakatan pelaksanaan inspeksi nuklir di Iran yang
diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan pencabutan embargo minyak serta
berlangsungnya pembicaraan perdamaian di Sudan Selatan.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga
minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi
oleh masih belum maksimalnya tingkat pengolahan kilang di China yang saat ini
lebih rendah 0,25 juta barel per hari dibandingkan tahun lalu akibat melemahnya
permintaan domestik dan diberlakukannya permbatasan ekspor produk kilang oleh
Pemerintah China.
Namun demikian, khusus untuk minyak mentah SLC,
harganya cenderung meningkat akibat peningkatan permintaan minyak jenis direct burning dari Jepang. Tokyo
Electric Power (Tepco) melaporkan, peningkatan impor minyak untuk keperluan
pembangkit listrik hingga 0,6 juta barel bulan lalu.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata
minyak mentah utama di pasar internasional pada Januari 2014:
-
WTI
(Nymex) turun sebesar US$ 3,01 per barel dari US$ 97,87 per barel menjadi US$
94,86 per barel.
-
Brent
(ICE) turun sebesar US$ 3,62 per barel dari US$ 110,70 per barel dari US$
107,08 per barel.
-
Basket
OPEC turun sebesar US$ 2,95 per barel dari US$ 107,67 per barel menjadi US$
104,72 per barel. (TW)