Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu berlanjutnya kekhawatiran pasar mengenai kemungkinan masih terbatasnya suplai gasoline AS menjelang musim panas (driving season) sebagai akibat masih rendahnya pengoperasian kilang dan terus terganggunya produksi minyak mentah Nigeria akibat kembali terjadinya kekerasan dan serangan kelompok militan terhadap fasilitas produksi di Niger Delta serta pemogokan serikat pekerja perminyakan.
Menurunnya produksi minyak mentah OPEC terutama dari Nigeria dan sempat tertutupnya terminal pengapalan minyak mentah di Oman akibat badai cyclone Gonu yang melanda kawasan Teluk dalam minggu pertama Juni 2007, juga berpengaruh pada peningkatan harga minyak internasional.
Faktor lainnya adalah kekhawatiran pasar mengenai kemungkinan terganggunya suplai minyak mentah di negara-negara Timur Tengah, akibat masalah geopolitik yang terjadi di kawasan tersebut, terutama Iran dan Palestina serta pengurangan volume pengapalan minyak mentah ke wilayah asia yang terus dilakukan Saudi Arabia.
Khusus peningkatan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik, selain disebabkan oleh faktor-faktor itu, juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak mentah direct burning dan fuel oil oleh Jepang untuk pembangkit listrik tenaga thermal akibat rendahnya pengoperasian PLTA. (Copyright by Ditjen Migas)