“Misalnya untuk keperluan listrik, PLN bersedia membayar dengan harga antara US$ 11-13 per MMBTU. Sedangkan pabrik pupuk, membeli dengan harga sekitar US$ 8 per MMBTU,†kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo di Hotel Shangrila, Selasa (27/11).
Khusus untuk pabrik pupuk, lanjutnya, Pemerintah mulai melakukan pembicaraan agar harga gas untuk daerah-daerah yang sulit, dapat mencapai US$ 9 per MMBTU.
Lebih lanjut Evita memaparkan, produksi gas Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011, produksi gas bumi mencapai 8,415 MMSCFD dan diperkirakan pada tahun 2012 dapat mencapai 8,557 MMSCFD. Peningkatan tersebut antara lain karena mulai berproduksinya beberapa lapangan baru dan optimasi produksi.
Berdasarkan data Kementerian ESDM 1 Januari 2010, total
cadangan gas bumi Indonesia
pada tahun 2010 sebesar 152.89 TSCF, terdiri atas cadangan terbukti sebesar 104.71 TSCF dan cadangan potensial
sebesar 48.18 TSCF.
Selain mengembangkan gas konvensional, Indonesia juga mengembangkan gas non konvensional seperti gas metana batubara (CBM), shale gas dan tight gas. Hingga saat ini, telah ditandatangani 50 kontrak kerja sama CBM dan dalam waktu dekat, akan ditandatangani kontrak kerja sama shale gas yang pertama.