Rapat koordinasi dihadiri oleh wakil Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, SKK Migas, daerah penghasil migas seleuruh provinsi Riau, Maluku, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan serta KKKS.
Direktur Pembinaan Program Migas Naryanto Wagimin ketika membuka cara tersebut mengemukakan, realisasi lifting minyak bumi kumulatif sampai dengan triwulan IV tahun 2013 atau periode Desember 2012 hingga November 2013, rata-rata 825.000 barel per hari atau 98% dibanding APBN-P tahun 2013. Sedangkan realisasi lifting gas bumi untuk periode yang sama mencapai 7.125.000 MMBTU per hari atau 99% terhadap target APBN-P 2013.
“Sementara realisasi harga rata-rata minyak mentah Indonesia sebesar US$ 105,82 per barel atau 98,3% dibanding asumsi yang telah ditetapkan dalam APBN-P 2013 sebesar US$ 108 per barel,†katanya.
Naryanto memaparkan, pencapaian target lifting migas masih mencapai banyak kendala di lapangan, baik kendala operasi, kegiatan pengembangan maupun kendala non teknis. Meski demikian, pemerintah selalu berupaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produksi migas pada tahun-tahun berikutnya.
Upaya untuk meningkatkan produksi migas, antara lain optimalisasi perolehan minyak dan cadangan minyak yang ada pada lapangan-lapangan yang telah beroperasi melalui peningkatan manajemen cadangan minyak, percepatan pengembangan lapangan baru, percepatan produksi lapangan baru dan lama, peningkatan kehandalan fasilitas produksi dan sarana penunjang untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan frekuensi unplanned shutdown sehingga dapat menurunkan kehilangan peluang produksi minyak.
“Pemerintah juga berupa meningkatkan cadangan melalui kegiatan eksplorasi dan penerapan EOR dan meningkatkan koordinasi antar instansi untuk mendukung operasi hulu migas dalam rangka memfasilitasi percepatan proses perijinan dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan operasi migas,†ujar Naryanto.
Mengenai perkembangan harga minyak internasional selama 2013, tuturnya, sedikit mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan stok minyak mentah dunia, meredanya ketegangan politik antara AS dan Iran serta meningkatnya pasokan shale gas di AS dan Kanada. Sejalan dengan hal tersebut, harga rata-rata minyak mentah Indonesia periode Desember 2013 hingga November 2013 mencapai US$ 105,82 per barel, di bawah asumsi makro yang ditetapkan sebesar US$ 108 per barel.
Untuk tahun 2014, pemerintah dan DPR telah menyepakati asumsi makro APBN tahun 2014 yaitu lifting minyak bumi 870.000 barel per hari, gas bumi 7.175.000 MMBTU, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 105 per barel dan nilai tukar rupiah Rp 10.500. Pemerintah daerah diminta menggunakan asumsi tersebut dalam penyusunan APBD tahun 2014. (TW)