Dalam rangkaian acara tersebut, juga dilakukan penandatanganan kontrak engineering, procurement and construction (EPC) 5 dengan konsorsium PT Rekayasa Industri dan PT Hutama Karya.
Dengan demikian, sudah 5 kontrak EPC diberikan Mobil Cepu Ltd (MCL) kepada lima konsorsium. Lima kontrak tersebut termasuk kontrak fasilitas proses produksi, kontrak jalur pipa darat berdiameter 20 inci sepanjang 72 kilometer, kontrak jalur pipa bawah laut dan menara tambat, kontrak fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung serta kontrak fasilitas infrastruktur dan waduk penampung air injeksi.
Seluruh kontrak EPC ditargetkan akan selesai dalam 36 bulan dan produksi penuh akan dapat dimulai tidak lama setelah itu.
Banyu Urip merupakan lapangan pertama di wilayah kerja Blok Cepu dan melibatkan pengembangan lapangan minyak Banyu Urip. Penemuan Lapangan Banyu Urip diumumkan pada April 2001 dan diperkirakan mengandung 450 juta barel minyak. Pada produksi puncaknya, Banyu Urip diharapkan dapat menghasilkan 165 ribu barel minyak per hari.
Produksi minyak awal dalam jumlah terbatas dari Lapangan Banyu Urip telah dimulai pada Desember 2008. Early Production Facility (EPF) dengan kapasitas produksi hingga 20 ribu barel per hari dimulai pada bulan Agustus 2009.
Pengembangan dan produksi Lapangan Banyu Urip ke depan diyakini akan
membawa keuntungan berarti bagi Indonesia. Proses pembangunan ini dapat
dicapai dengan dukungan dari kalangan pemasok dalam negeri, termasuk
perusahaan-perusahaan lokal. Banyak tenaga kerja Indonesia akan terserap
selama pembangunan fasilitas ini.
Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani 17 September 2005, mencakup wilayah kontrak Cepu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.