Volume BBM bersubsidi yang semula
36.854.448 kilo liter diusulkan menjadi 38.944.530 kilo liter. Penambahan
volume diusulkan pada BBM jenis premium dan solar. Premium yang pada APBN 2009
ditetapkan 19.444.354 kilo liter, diusulkan menjadi 20.638.869 kilo liter.
Solar juga diusulkan naik menjadi 12.500.750 kilo liter.
Alasan perubahan volume BBM
bersubsidi ini, jelas Purnomo, antara lain adanya kebijakan penurunan harga
premium dan solar rata-rata 8,1% dan konsumsi jenis BBM bersubsidi jenis
premium dan solar adalah untuk sektor transportasi di mana tidak terjadi
penurunan permintaan terhadap BBM tersebut.
Khusus subsidi listrik, diusulkan
antara Rp 32,92-46,25 triliun.
Sementara asumsi produksi atau
lifting minyak tidak ada perubahan yaitu 960.000 barel per hari.
Rapat kerja Departemen ESDM dengan
Komisi VII dipimpin Ketua Komisi Airlangga Hartarto. Menteri ESDM didampingi
Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo, Kepala BPMIGAS R. Priyono dan
Kepala BPH Migas Tubagus Haryono.