Demikian benang merah seminar dan pameran migas Indonesia
di London, Inggris, yang diselenggarakan pada 11 Oktober lalu.
Seminar yang bertema, Capitalizing
New Prospective Fields and Developing Infrastructure of Profitable Project
ini, bertujuan untuk membuka peluang peningkatan investasi dan memperluas kerja
sama internasional sektor energi dengan pengusaha potensial Inggris.
Dalam acara itu, Delegasi Indonesia yang dipimpin Dirjen
Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo, melakukan paparan mengenai peraturan
dan peluang usaha di bidang migas di Indonesia, sektor hulu migas termasuk CBM,
sektor hilir termasuk kilang dan biofuel serta
peran swasta di sektor ESDM.
Pada sambutannya, Evita antara lain menyampaikan bahwa
Pemerintah Indonesia
berkomitmen mengembangkan industri migas dengan melibatkan investor potensial.
Dikatakan, permintaan energi di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir menunjukkan peningkatan. Pemerintah berusaha untuk meningkatkan
kapasitas pasokan energi, termasuk pengembangan ladang migas baru,
mendorong eksplorasi dan penemuan cadangan baru serta pengembangan
infrastruktur.
Pemerintah Indonesia menawarkan wilayah kerja
baru dan insentif untuk merangsang percepatan pengelolaan sumber daya alam
migas. Pemerintah menawarkan 20 wilayah kerja baru pada tahun ini,
terdiri dari 14 blok yang ditawarkan melalui mekanisme tender reguler dan
6 blok melalui penawaran langsung, tutur Evita.
Terkait penawaran wilayah kerja migas baru, pemerintah
menawarkan term and condition yang menarik dan kebijakan yang ramah
investor.
Mengenai sektor hilir, Evita mengemukakan bahwa Indonesia perlu
meningkatkan investasi kilang minyak. Saat ini, sekitar 35% kebutuhan minyak
masih diimpor karena keterbatasan kilang. Agar dapat menarik investor
hilir, Pemerintah Indonesia
telah mengeluarkan insentif pajak untuk membangun kilang baru.
Sebelum acara seminar, Delegasi Indonesia melakukan
pertemuan dengan Director International
Energy and Technology, Departemen of Energi and Climate Change United Kingdom
serta beberapa perusahaan migas seperti Shell
International Petroleum Company (SPIC), Salamander, Premier Oil dan Chesmostrat.