Presiden Buka Konvensi dan Pameran IPA ke 37


Dalam rangkaian acara ini, juga dilakukan penandatanganan 13 kontrak kerja sama migas (KKS) konvensional, 1 KKS non konvensional (shale gas) yang merupakan KKS shale gas perdana, 1 KKS Amandemen dan 7 Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) serta penyampaian 3 persetujuan Plan of Development (PoD).


Presiden SBY dalam sambutannya mengemukakan, investasi di sektor migas merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan kejelasan, konsistensi dan kepastian hukum. Pemerintah senantiasa memprioritaskan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan iklim investasi  yang menjadi syarat mutlak dalam mengoptimalkan produksi mingas nasional.


Terkait hal tersebut, lanjut SBY, dirinya telah menginstruksikan Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Kepala BKPM untuk memangkas proses birokrasi dalam industri migas dan merumuskan pola insentif yang tepat guna mendorong kegiatan eksplorasi dan eksploitasi serta pelaksanaan peningkatan pengurasan melalui penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR).


Kami optimis industri migas nasional masih tetap menjanjikan. Kami mengundang untuk berinvestasi di Indonesia serta membentuk kemitraan yang adil serta saling menguntungkan,  katanya.  Menteri ESDM Jero Wacik dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, setelah dibentuk SKK Migas, semangat KKKS yang sempat mengendur pasca pembubaran BPMIGAS, terus meningkat.   Semua datang kepada saya dan mengatakan akan menambah investasi,  tambahnya.


Namun demikian, KKKS masih mengeluhkan insentif di bidang eksplorasi.  Wacik mengharapkan agar Presiden SBY dapat memberikan keputusan mengenai hal ini.


Ketua IPA Lukman Mahfoedz mengawali sambutannya, mengucapkan terima kasih atas langkah dan tindakan yang cepat pasca pembubaran BPMIGASpada 13 November 2013 dengan membentuk SKK Migas. Hal ini telah menimbulkan rasa aman dalam investasi dan bisnis migas di Indonesia.  Lebih lanjut Mahfoedz mengatakan, tahun 2012, sektor migas memberikan kontribusi pada penerimaan Negara sebesar US$ 35 miliar atau setara 23% total belanja APBN. Investasi sektor hulu migas tahun 2012 mencapai US$ 16 miliar. Sedangkan investasi tahun 2013 dianggarkan US$ 23 miliar.


Saat ini, tantangan utama industri migas adalah upaya menaikkan produksi dan kegiatan eksplorasi. Selain itu, tantangan di bidang hukum dan regulasi.    Seperti telah dipahami bahwa investasi migas merupakan investasi yang padat modal, padat teknologi dan berjangka panjang, sehingga diperlukan kesungguhan oleh semua pihak dalam penerapan semua ketentuan sesuai kontrak yang disepakati,  ujarnya.


IPA mengharapkan agar dilakukan koordinasi dan keselarasan yang lebih erat antara berbagai instansi terkait sehingga setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan efektif.


Konvensi dan Pameran IPA ke 37 diselenggarakan 15-17 Mei 2013 dengan tema  "Promoting Investment in a Challenging Environment". Ini sesuai dengan kondisi di industri hulu migas nasional yang mayoritasberada di laut dalam Indonesia bagian timur serta merealisasikan potensi hidrokarbon


Konvensi dan Pameran IPA merupakan perhelatan industri migas terbesar di Asia Pasifik yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan di industry hulu migas, termasuk pembuat kebijakan, regulator, investor, sektor jasa, untuk mencari solusi dalam mendorong investasi yang lebih besar ke Indonesia.


Konvensi dan Pameran IPA ke 37 diikuti lebih dari 2.500 peserta serta 260 peserta pameran yang menampilkan serangkaian teknologi, inovasi serta solusi terkini dari industri migas seluruh dunia.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo Jl. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 12910
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2025. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.