Demikian dikemukakan Presiden SBY pada pembukaan Konvensi dan Pameran IPA ke 37 di Jakarta Convention Center, kemarin. Hadir dalam acara tersebut, Menteri ESDM Jero Wacik, wamen ESDM Susilo Siswoutomo, Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro dan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.
Menurut Presiden, minyak dan gas bumi sangat penting bagi perekonomian nasional. Investasi migas merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan kejelasan, konsistensi dan kepastian hukum. Mempertahankan dan meningkatkan iklim investasi yang kondusif merupakan syarat mutlak untuk mengoptimalkan produksi migas nasional. Peraturan perundang-undangan harus mampu menjawab kebutuhan dan aspirasi investor untuk menjaga kelangsungan pelaksanaan kontrak kerja sama dalam mendorong kegiatan eksplorasi.
Dalam kaitan itu, saya telah menginstruksikan kepada Kementrian ESDM dan instansi terkait, agar segera melakukan langkah-langkah untuk terus memperbaiki iklim investasi. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah melakukan reformasi birokrasi perizinan industri hulu migas, katanya.
Jumlah perizinan baik untuk
kegiatan eksplorasi maupun produksi yang jumlahnya mencapai puluhan, lanjut
SBY, harus bisa disederhanakan, sehingga proses bisnis dapat terjaga, tanpa
melanggar peraturan. Hal ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena
membutuhkan koordinasi dan menghilangkan ego-sektoral untuk dapat menerima
perubahan tersebut.
SBY menegaskan, langkah-langkah tersebut sangat penting terutama untuk
mendorong ditemukannya sumber daya dan cadangan migas baru. Penambahan cadangan
baru sangat krusial dan perlu ditopang oleh kegiatan eksplorasi yang masif.
Karenanya, pemerintah terus berpikir untuk memberikan insentif bagi kegiatan eksplorasi, tambahnya.
Terkait hal itu, Presiden SBY juga telah menginstruksikan Menteri ESDM Jero Wacik dan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini agar berkoordinasi dengan Menteri Keuangan untuk mencari pola insentif yang tepat.
Konvensi dan Pameran IPA ke 37 diselenggarakan 15-17 Mei 2013 dengan tema "Promoting Investment in a Challenging Environment". Ini sesuai dengan kondisi di industri hulu migas nasional yang mayoritasberada di laut dalam Indonesia bagian timur serta merealisasikan potensi hidrokarbon
Konvensi dan Pameran IPA merupakan perhelatan industri migas terbesar di Asia Pasifik yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan di industry hulu migas, termasuk pembuat kebijakan, regulator, investor, sektor jasa, untuk mencari solusi dalam mendorong investasi yang lebih besar ke Indonesia.
Konvensi dan Pameran IPA ke 37 diikuti lebih dari 2.500 peserta serta 260 peserta pameran yang menampilkan serangkaian teknologi, inovasi serta solusi terkini dari industri migas seluruh dunia. (TW)