Hadir dalam acara tersebut, sejumlah menteri Kabinet
Indonesia Bersatu, para Gubernur, Bupati, perwakilan Bank Dunia dan peserta
UNFCCC lainnya.
Proyek-proyek yang diresmikan adalah penyerahan 6 wilayah
kuasa pertambangan (WKP) panas bumi dengan potensi sebesar 640 MW, penyerahan
bantuan air bersih pada daerah sulit air di 17 provinsi dan peresmian 4 proyek
PLTP dengan total investasi US$ 326 juta yaitu PLTP Drajat unit 3 (110 MW) di
Garut, PLTP Kamojang unit 4 (60 MW) di Bandung, PLTP
Lahendong unit 2 (20 MW) di Tomohon dan PLTP Sibayak unit 1 dan 2 (2x5 MW) di
Karo-Karo.
Selain itu, Presiden juga menyaksikan penandatanganan
kerja sama tentang carbon capsure storage
(CCS) antara Departemen ESDM dengan Total E&P Indonesie, Departemen ESDM
dengan PT IEV Energi Sdn Bhd serta PT Mitra Energi Buana senilai US$ 125 juta.
Penandatanganan kerja sama PLT Sampah atau biomass antara PT PLN Distribusi Bali
dengan PT Navigat Organic Energy
Penandatanganan Emission
Reduction Purchase Agreement untuk PLTP Lahendong unit 2 antara PT PLN
dengan IBRD Netherlands dengan nilai sekitar US$ 5,5
juta serta PLTP Lahendong III antara PT PLN dengan Japan Carbon Finance
Ltd-JBIC senilai sekitar US$ 3,5 juta.
Serta penandatanganan programmatic
geothermal CDM Transaction
sebesar 350 MW senilai US$ 225 juta sampai dengan tahun 2012 antara Departemen
ESDM dengan Bank Dunia.
Dalam kesempatan itu juga ditandatangani 3 MoU
pendanaan emisi karbon di sektor ESDM yaitu antara PT PLN dengan Indo Karbon
Holdings Ltd. untuk pembangunan pembangkit listrik biomass dari sekam, PT PLN
dengan Indo Karbon Nusantara dan Eco Securities untuk penghematan listrik
dengan lampu hemat energi serta PT Pertamina, PLN dan Eco Securities yang
bersepakat memberikan kompensasi karbon 50 ribu ton yang meningkat di sekitar Bali
sebagai akibat berlangsungnya COP 13.