Hadir dalam kesempatan tersebut,
perwakilan dari Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, UKP4, PT
Pertamina dan DPP Organda serta Deputi Gubernur DKI Jakarta.
Pada kesempatan itu, dilakukan uji kehandalan alat di mana mikrolet yang telah dipasangi RFID tag, melintas di depan reader. Pada layar di bawah reader, tertera nomor kendaraan dan angka 50 liter yang merupakan jumlah BBM subsidi yang boleh dibeli sopir pada hari tersebut. Setelah mengisi premium sebanyak 5 liter, mikrolet tadi kembali melintas di depan reader dan memang jumlah jatah BBM bersubsidinya tinggal 45 liter.
“Kita sudah lihat sendiri ya kalau alat ini berfungsi dengan baik. Tadi memang mikroletnya sempat berhenti sebentar. Padahal sebetulnya tidak perlu karena dia melintas saja, alatnya bisa membaca kok,†kata Evita dengan nada gembira.
Uji coba penggunaan RFID ini, papar Evita, bertujuan untuk mencapai subsidi yang tepat volume dan tepat sasaran. Selain itu juga memetakan pola konsumsi BBM khususnya angkutan umum.
Pada tahap awal ini, hingga akhir Agustus 2011, akan dipasang RFID ke 50 mikrolet dan reader untuk 1 SPBU. Selanjutnya secara bertahap mulai pertengahan September, akan dilakukan pemasangan RFID tag pada 146 mikrolet M01. Sisanya akan diselesaikan pemasangan perangkat alat untuk 3 SPBU yang lain pada pertengahan Oktober 2011.
“Hingga Desember 2011, akan dipasang RFID tag untuk 251 mikrolet M01,†kata Evita.
Pemasangan alat kendali pada kendaraan umum, lanjutnya, karena pemerintah berharap sampai kapan pun kendaraan umum dapat memperoleh BBM bersubsidi. Sementara kendaraan yang tidak mendapat stiker seperti kendaaan pribadi, kemungkinan pada waktu mendatang tidak boleh lagi menggunakan BBM bersubsidi.
Selain RFID, Pemerintah juga akan melakukan uji coba beberapa alat kendali lainnya.