Jakarta, Untuk lebih mendukung kegiatan eksplorasi migas, Pemerintah telah membentik Komite Eksplorasi Migas yang dipimpin Dr Andang Bachtiar. Selain itu, juga akan disediakan alokasi dana khusus eksplorasi.
Menteri ESDM Sudirman Said pada pembukaan The 39th IPA Convention and Exhibition , Rabu (20/5), memaparkan, permasalahan mendasar bagi industri hulu migas Indonesia adalah sangat rendahnya rasio penggantian cadangan migas yang kini berkisar 2 dibanding 1 untuk produksi minyak dan 1 banding 0,9 untuk produksi gas. “Rendahnya rasio penggantian cadangan migas Indonesia disebabkan oleh kurang berkembangnya usaha eksplorasi migas. Ditambah krisis dunia yaitu harga minyak yang turun drastis,†katanya.
Untuk mendapatkan cadangan migas baru, maka kegiatan eksplorasi migas harus dilakukan secara intensif. Terkait hal itu, Pemerintah telah membentuk Komite Eksplorasi yang akan menjembatani kepentingan Pemerintah dengan pelaku bisnis agar kegiatan eksplorasi dapat ditingkatkan.
“Komite ini akan meninjau seluruh regulasi, seluruh sumbatan-sumbatan kemudian menjadi unit yang dengan leluasa akan bekerjasama menjembatani antara pemerintah dengan para pelaku bisnis agar supaya betul-betul kegiatan eksplorasi bisa ditingkatkan,†tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja menambahkan, apabila kegiatan eksplorasi dilakukan seperti sekarang ini, maka peningkatan cadangan yang diharapkan tidak akan banyak mengalami perubahan. Karena itu, dibutuhkan pemikiran maupun terobosan yang dihasilkan oleh Komite Eksplorasi.
Sementara itu mengenai alokasi dana untuk eksplorasi migas, lanjut Wiratmaja, berbentuk seperti Petroleum Fund. Sistem ini telah banyak dibanyak negara penghasil migas, antara lain Malaysia dan Thailand.
Wiratmaja menjelaskan, lelang wilayah kerja yang dilakukan Pemerintah saat ini, data yang digunakan tidak terlalu banyak atau mendetil. Alhasil, harga yang diperoleh juga tidak terlalu besar. Sebaliknya jika datanya lengkap, maka dihargai lebih mahal oleh KKKS.
“Ini seperti lelang karung yang di dalamnya ada sesuatu. Kita tidak tahu isinya batu atau emas. Jadi harga lelangnya lebih murah. Kalau kita sudah tahu di dalamnya ada tembaganya, harganya lebih mahal. Walaupun belum tahu pasti, tapi tandanya sudah ada,†ujar Wiratmaja. (TW)