Cirebon, Standard & Poor's (S&P) mengubah outlook rating Indonesia dari stabil menjadi positif. Hal ini merupakan sinyal bagus bagi perekonomian, mengingat Indonesia membutuhkan Rp 4.000 triliun selama 5 tahun ke depan untuk pengembangan sektor energi.
Perubahan rating ini, menurut Menteri ESDM Sudirman Said di Cirebon, Senin (1/6), bermakna Indonesia semakin dipercaya sebagai negara. Kenaikan rating ini, antara lain lantaran kebijakan Pemerintah mengalihkan subsidi dari konsumtif menjadi produktif. "Sebanyak Rp 200 triliun dari sektor ini yang tadinya dibakar di jalanan, digeser ke sektor produktif seperti membangun irigasi, rumah sakit," katanya.
Menurut dia, selama 10 tahun sebelumnya, Pemerintah menghabiskan secara sia-sia Rp 1.600 triliun untuk dibakar.
Kenaikan rating outlook ini juga berarti investasi di Indonesia akan semakin berkembang. Investasi penting karena tidak semua pembangunan dapat dibiayai negara. "Misalnya di sektor ESDM, dana yang tersedia untuk membangun selama 5 tahun ke depan hanya Rp 150 triliun. Padahal dana yang dibutuhkan Rp 4.000 triliun," katanya.
Dana sebesar Rp 4.000 triliun ini, sebanyak Rp 1.800 triliun rencananya akan digunakan untuk pengembangan sektor migas, antara lain peningkatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan migas baru, kemandirian pasokan BBM dengan cara membangun kilang, infrastruktur, peningkatan konsumsi.biofuel dan konversi BBM ke bahan bakar gas. Selain itu, memperbaiki tata kelola gas, mulai dari alokasi, harga hingga perniagaan. (TW)